Rabu, 30 November 2011

Gadis Dalam Hujan


Melihat gadis kecil menyanyi riang digelap malam
Bangga dan bahagia menantang dunianya
Meskipun terpaksa, dia tak sepenuhnya salah
Karena secuil harapan dari senyumannya
Mampu menikam dan membakar hatimu

Oh Tuhan, sungguh aku sebenarnya orang yang tidak tahu diri dan tidak pernah bersyukur akan karuniamu, atas apa ? Atas apa yang kau anugrahkan kepadaku, seperti kau beri aku rezeki yang cukup, keluarga yang menyayangiku, dan teman teman yang peduli terhadapku.

Sepintas aku masih melihat dengan lekat gadis kecil yang masih bernyanyi sambil menadahkan tangannya dengan pasrah. Tatapan lunglai, dan kurusnya badan bahkan tak cukup mampu untuk membuka secercah cahaya dan harapan dari jendela mobil mewah  yang dihampirinya. 

Ya, bagaimana jika aku yang ditakdirkan menjadi wanita kecil itu ? Oh, mungkin saja aku sudah berada di neraka akibat melempar diriku sendiri ke kereta yang melaju. Tapi tidak, entah kekuatan dari mana ia dapat tersenyum lebar seperti itu ?, mengapa bisa ? sekeras aku berfikir hanya ada perasaan sesak, mengubah mataku menjadi panas ? 

Aku sungguh malu pada diriku sendiri, aku malu pada gadis kecil itu ! Bahkan dia lebih pemberani dan lebih tegar dari penampilannya sendiri. 

Masih dalam lamunanku, seketika hujan turun dari langit yang pekat. Gadis itu berlari dengan sigap dan berlindung dibawah lebatnya pohon jalanan untuk mencegah dirinya basah dan terhindar dari dinginnya air. Dan aku ? aku hanya mampu menelan kecewa, sambil memegang sekeping uang seribuan untuk kuberikan padanya. 

Ya, bahkan alampun tak mau memberikan aku kesempatan, karena aku terlalu pelit untuknya !.

Mobilku hanya mampu diam, dan aku masih tetap memperhatikan dia. Dia masih menunggu airnya berhenti, dia masih sabar untuk membawa harapan kerumah untuk kembali ia sodorkan ke keluarga kecilnya. 

Hujan masih deras, dan angin pun bertiup cepat menggoyang pepohonan ditengah jalan raya, diluar pasti dingin sekali.

Lepas dari pandanganku, gadis itu sudah kembali mengetuk kaca jendela mobil yang terhenti. Mungkinkah dia putus asa ? Seketika ia menghampiri mobilku dan mengetuk kaca mungkin berharap aku mau membukanya, dengan bersemangat tentu saja ku buka dan menyodorkan uang ku untuknya. 

Sekilas kami bertatapan, dalam sekian detik aku hanya bisa terbelak tak mampu berkata, dan diapun berbalik dan berlari. Apa mungkin gadis kecil itu adalah ...

Oh Tuhan tidak mungkin itu dia !!

Dirimu adalah apa yang kau baca, kau lihat dan kau dengar.
Jiwamu adalah refleksi dari apa yang orang lain perbuat terhadapmu.

2 komentar:

Gimana tanggapan mu ?, Kasih tau dan komen disini yaa :D

Baca doang ga kasih komen ? Ga gaul cuy !