Sabtu, 03 Desember 2011

Rintihan Perih Biola


Lelah dari perjalanan menjenguk ade di Banten membuat hari sabtu saya ini lebih didominasi dengan tidur. Ada banyak rencana sebenarnya, namun semuanya batal karena tidak ada konfirmasi atau saya yang mengajak mereka dadakan. ya, I love Dadakan. Percaya atau tidak sesuatu yang di rancanakan hanya dibangun untuk di batalkan, yang aneh dadakan kebanyakan malah jadi. The Miracle of Dadakan!
 
Saya bukan ingin membahas The Miracle of Dadakan, tapi inget menulis lagi karena saya kembali merasa biru. Yah membosankan, memalukan orang seperti saya menulis perasaan sedih laksana banci yang mudah tersentuh hatinya ( Iya gak sih banci begini? ). Selepas bangun, di dada saya, di hati saya seperti mengingat dan mendengar sesuatu yang membuat saya kembali merasa perih dan tersayat. Rasa ini, perasaan ini, yup itu adalah suara lengkingan biola, biola yang menyayat hati orang orang yang sudah sekarat. 

Sebelum tidur saya memang membahas sedikit masalah saya di facebook tentah sesuatu hal yang bersifat sensitif, hal yang menyentuh emosional saya.

Saya merasa ini menjadi kelemahan terbesar saya, entah kenapa! Bukan salah mu pit !
Yang saya ingat saya dulu adalah orang yang tidak peduli apapun, tidak peduli tangisan, tidah peduli tatap kesedihan bahkan tidak mengenal arti belas kasih, Tertutup hati dan telinga, butakan mata untuk melihat kenyataan.

Namun karena sebuah janji pada seseorang membuat saya harus belajar membuka hati, menilai dan memasukan suatu masalah langsung kedalam hati dan baru di proses melalui otak. " Biarkan nurani yang berbicara ! " Katanya. Hal yang aneh, karena saya selalu berfikir dan melakukan sesuatu tanpa memasukannya ke dalam hati dan mungkin itu yang membuat saya menjadi pribadi yang dingin dan beku. 

Belajar meraba rasakan semua hal membuat saya mulai terbiasakan melihat cahaya dan merasakan kehangatan. Tiada kesedihan karena kita melihat kesedihan orang lain yang lebih parah, tiada yang sebanding dan kesedihan kita bukan apa apa.

Terima Kasih guru, Selamat Jalan! ( boleh nangis gak? )

Namun sekarang berubah, saya malah menjadi seseorang yang sangat sensitif dan merusak filter kebathinan saya, semua langsung tanpa seleksi masuk dan mengeluarkan emosi. Saya akui kontrol saya lemah, dan kejadian "itu" membuat saya buta , rasa sakitnya membuat saya tidak bisa membedakan yang mana benar dan salah. 
Sekarang saya selalu merasa sendiri, sendu kembali. Yah, ini adalah kontraindikasi saya! Saya ingin sekali menjadi seperti Miwako yang tegar dalam keperihannya. Semakin sering dan semakin lama saya mendengar gesekan perih biola ini, semakin membuat saya tak bisa berfikir, seperti ada yang bocor dan mengeluarkan banyak darah, seperti ada luka yang membuat sakit dan seperti ada ikatan yang membuat mu sesak.

Klik lagu ini dan  dengarkan, dialah yang membuat saya kembali seperti ini, coba kau nikmati dan silahkan selami kegelapanmu !

2 komentar:

  1. jiwa saya juga sensitif, kalo ada yang menyentuh gitu, bakal termehek2 juga. aneh ya perasaan itu

    BalasHapus
  2. iya mas, sebenarnya sih semua pasti ada sebabnya, seperti saya yang kalo denger musik melow dikit langsung membangkitkan kenangan buruk, jadinya suka sensitif sendiri deh :)
    Oh ya mas, Terima Kasih sudah mampir, Salam kenal :D

    BalasHapus

Gimana tanggapan mu ?, Kasih tau dan komen disini yaa :D

Baca doang ga kasih komen ? Ga gaul cuy !