Selasa, 19 April 2011

Mimpi Kelabu Masa Lalu


 Aku yang terlalu banyak meminta dispensasi dari Mu hingga merasa malu, ampuni aku ya Allah ! ;(

Sahabat, teman-teman dan diri sendiri ada yang  berkecamuk dalam dadaku minggu ini. Bukan karena apa-apa, hanya saja aku sendiri sedang merasa perlu menyendiri.

Ya, ku merasa perlu untuk sendiri dan tidak diganggu siapa pun, hanya ada Allah dan aku. 
Minggu ini sudah tiga kali aku bermimpi suatu hal yang sama, mimpi menyedihkan yang mengoyak batin dan jiwa.

Di alam sana, aku bermimpi bertemu dengan anak kecil itu, sepertinya aku kembali ke masa lalu, aku melihat di matanya terlihat jernih, dadanya merasakan sesak karena kebahagiaan iman, di hatinya berkecamuk akan kilatan ketaqwaan, diwajahnya ada guratan keperihan dan ketakutan akan Tuhan namun memancarkan sinar yang sangat teduh.

Aku perhatikan, di sebuah masjid yang sejuk dan tenang ini anak kecil itu selalu sholat dhuha dikala jam istirahat pertama atau kedua, dia mendoakan orang tuanya yang sudah renta, membayangkan ibunya yang melepasnya dengan air mata, bersujud meminta keselamatan akan adiknya yang selalu tersenyum ceria dan ingat akan ayahnya yang pergi siang malam demi membangun kerajaan kecil untuk sang buah hati. Anak ini sangat giat belajar demi agama dan orang tuanya, saya ingat dia selalu bewudhu dan berdoa sebelum mulai merajut helai-helai ilmu dari sang guru. 
 
Tiba-tiba langit gelap dan mendadak suram, hingga aku sadari ternyata aku terlempar kepojok ruangan penuh buku. Oh, ini perpustakaan, di sudut kanan ada seorang anak kecil berkemeja biru tampak melihat ku, lalu berpaling kembali membaca bukunya. Seperti tersedot aku mendekati dia, melihat apa yang dia baca, ternyata buku-buku tentang kebesaran TuhanNya, banyak sekali! Aku merasa malu kepada anak kecil ini, hingga tak terasa menetes air mata ku. Apa yang kulakukan?.

Saat menyeka air mata, tiba-tiba aku terlempar kembali kelorong waktu dan terhempas disebuah pekarangan rumah yang sepi. Terdengar oleh ku suara seseorang yang terlihat bijaksana bersama sebuah keluarga, seorang anak kecil dan sepasang orang tua. "Lho?! Itu kan anak yang tadi ?? " tapi entah mengapa berbeda sekali rupa dan cahaya matanya, aku meluhat aura gelap dibalik pandangannya yang kosong, mengerikan !  Mereka tampak berbicara serius, entah apa yang mereka bicarakan namun aku penasaran sekali ingin mendengarnya.

" Apakah kau merasa kosong dan hidupmu hampa? kamu seperti mimpi ya? " tanya orang bijak kepada anak kecil itu, dia hanya terlihat diam dan menunduk, entah apa maksudnya. 

Baru saja aku ingin mengejapkan mataku, tiba tiba semua pandangan berubah. Semua menjadi putih dan lambat laun mulai tampak bayang-bayang dan potret kehidupan. Ini, ini adalah bandara Soetta ! Aku tau ini adalah bandara itu, hanya saja kenapa jadul sekali? Tiba-tiba ada di ujung jalan ada seorang laki-laki menggendong anak balita yang kutaksir adalah anaknya, dia menggendong dan menuntun anak berusaha mengajari dan menunjukkan asiknya berjalan, berlari sambil tertawa gembira. Setelah sang anak terlihat lelah, sang ayahpun mengangkat dan menghempas anaknya ke udara, seolah-olah berkata, " Kau jagoanku, terbanglah laksana pesawat itu, buat diriku bangga kepadaku, Anakku ! "

Aku tersenyum, dan cukup terharu melihat pemandangan itu, entah mengapa aku mendengar suara kereta api yang melengking dengan kerasnya dari arah belakangku, begitu aku berbalik entah mengapa aku malah berada di atap sebuah kereta api, tidak tahu berada di mana dan pergi kemana kereta api ini, yang jelas bukan Jakarta menurutku, karena dikanan kirinya tidak terdapat rumah atau bangunan melainkan hanya sawah, rawa dan area pekuburan yang menyeramkan. Banyak sekali bocah-bocah yang duduk di atap gerbong kereta ini, namun ada satu yang mengusik hatiku, seorang bocah dekil berkaos putih dengan sendal jepit dan celana pendek, dia tampak murung dan sedih, sangat berbeda dengan bocah-bocah yang bersamanya.

Aku sangat memperhatikan anak itu, seperti ada yang mengesek-gesek hatiku. Dalam kepenasaranku, tiba-tiba semua orang terlihat panik dan menunduk, akupun refleks ikut menunduk dan memejamkan mata, dalam gelap aku merasa ada seseorang yang menyiramku dengan air, atau ini hujan ? begitu ku buka mata dan  melihat tangan kananku aku menjerit ternyata ini bukan sekedar air, melainkan air yang berwarna merah alias darah segar. Yang ku ingat hanya teriakan pilu tiba-tiba semua gelap.

Ku buka kembali mata, entah mengapa aku kembali melihat sang anak kecil yang menyejukan jiwa itu sedang sholat dhuha di masjid besar ini, aku kembali lagi kesini. 

Apakah aku bermimpi dalam mimpi? 

Ada yang menangis ?! aku mendengar suara lirihan dan tangisan, dalam sayup-sayup aku mendengar dia berdoa, " Ya Allah, jadikanlah aku dimasa depan sebagai salah satu orang yang paling bertaqwa kepadaMu, jadikanlah hambaMu ini penunggang kuda terbaik yang berjuang dijalan Mu, rela mati demi syahid dan agamaMu,dan Ya Allah Aku sangat rindu kepada Mu, sangat rinduuuuuu, per temukan aku dengan Mu dan Rasul Mu !  " 

" Plak " ada yang menepuk pundakku, hah? aku??
" Ku harap kau tidak melupakan doa yang kau ucapkan di masa lalu itu! " 

Dan aku pun terbangun dengan keringat yang bercucuran serta kelelahan dan kehausan.
" Hikmah dan pesan apa yang Kau sampaikan padaku ya Allah? Ampuni aku "
Baca doang ga kasih komen ? Ga gaul cuy !