Kamis, 21 Juli 2011

Duo Bus Lovers touring 1


Semua orang punya penyakit, semua orang punya penawarnya
Jika traveller udah sakit, cuma tiket bus obatnya
Rabu, 6 Juli 2011
Sudah setahun tidak pernah lagi melirik jalur pantura, merasakan sensasi bangku ajaib, kesenangan malam dan  candu balapan bis di jalan raya yang membuat kami, gue dan  Antonius Verdy menjadi galau setengah mati karena penyakit ini.


Sepakat dengan kegilaan gue pada travelling satu malam atau touring express, akhirnya diputuskan, perjalanan ini murni hanya untuk menikmati perjalanan di atas kendaraan roda enam tersebut, dengan ketentuan berangkat sampe tujuan sorenya pulang hari itu juga. Jika ada waktu dan sisa tenaga maka bonus digunakan untuk jalan-jalan.


Hari itu deal, hari itu juga akhirnya kita survey, searching informasi tentang bus, tempat wisata, tempat makan, tempat tidur atau istirahat. Dadakan  dengan hanya berbekal mbah "Goog**", modal nekat yang penting jalaaan! *Mau dibilang sedeng, sinting, gila! ga papa yang penting capcuus :D*, dan akhirnya " jadini ya ver lusa berangkat? jepara nih? Scania dooong hahahahaha!" yaps, anyway kita pun sengsara menunggu lusa!.




Besok hunting tiket! ya hari ini deal besok kita udah ubek ubek terminal untuk beli tiket. Jalan-jalan seorang psikomaniak bus seperti kebanyakan penggemar bus atau pencinta bus adalah menggunakan armada dan perusahaan otobus dengan syarat-syarat tertentu *baca = Ga peduli mau kemana kek, atau ke jayapura kek, yang penting bus nya bagus hayuuu ! *.


Syarat yang kami ajukan adalah
  1. Harus Executive *secara sebagai member Exback, ga afdhol*
  2. Harus duduk di depan!
  3. Harus yang super speed * Tapi bukan Lurag*** juga kali! -__- *
  4. Bangku ga boleh lebih dari 28 seat * Verdy itu gendut kawan, susah kalo sempit*
  5. Regional Jawa Tengah, dengan estimasi dibawah IDR# 200.0000,-
  6. Belum pernah naik sebelumnya, dan yang terakhir
  7. Recommended dari para penggemar bus lain.
7 syarat ini minimal harus terpenuhi, haseek :)
Tidur dengan hati berbis-bis, tidak sabar untuk berpacu ria dengan bis idaman, perbincangan malam itu ditutup dengan, " Akhirnya kita naik bis kudusan, jeparaan jugaaaa :D".


Kami tidak tahu, bencana belum dimulai..... *horror*


Kamis , 7 Juli 2011


Duit segepok buat beli tiket sudah di dompet, daftar nama po incaran sudah di otak, barang bawaan baju, celana, kaos, alat mandi, dan pakaian dal**, sudah di pack. Sekarang kekampus buat kuliah, bawa si xenitravego biar mobilisasi gampang dan cepat. 
Alhasil Allah merestui ternyata pulang kuliah jam 12 siang teng ga pake bolos hehehe, lanjut dengan sholat dzuhur, urusin masalah bisnis kita pun berangkat menuju terminal idaman kota Jakarta, Rawamangun. |


Dalam perjalanan menuju terminal, tidak ada objek bis yang luput dari perbincangan, bahkan ada yang membuat kami terkaget-kaget yaitu Jetbus, spesies baru dari Ordo Adiputro Malang, ternyata sudah dimiliki oleh PO Pariwisata White Horse. Mengejutkan kami, karena yang kami tahu White Horse sangat identik dengan starliner, ataupun bis dengan desain klasik. Salut dan apresiasi untuk White Horse.


Tiba di Rawamangun gue cukup shock " Ada apa ini ??! Kenapa rame ??? Emang ada hari raya apa?? ". Sumpah Rawamangun rame banget kaya masa mudik!.
Gue yakin masih ada harapan, santai selow, kita berdua pergi ke loket yang kami incar.


Loket yang pertama kami datangi adalah Muji Jaya, gue maju untuk bertanya kepada petugas loket dan dijawab HABIS, SOLD OUT ! aaah, masih ada Nusantara, masa habis sih, pergi ke loket sebelah dengan tulisan besar Nusantara, saya pun kembali maju, "mas buat ke Jepara hari ini..." *belom selesai ngomong* " Habis mas, sabtu mau? aaaaaa!


Gila! Kenapa bisa abis begini sih? "Coba Haryanto!", ternyata habis juga, Shantika sama, "Ludes!". Oalah sudah pasrah dengan lunglai kami menuju loket po non murian, pilihan jatuh ke Kramat Djati, Pahala Kencana dan Lorena, tapi semua tiket sudah hilang dari loket, diembat oleh penumpang lain!, Ya Allah gimana ini bisa terjadi ? Mengapa?
Kami mendadak galau. -___-


Tidak!! The show must go on, akhirnya kita terpaksa merubah tujuan, okelah kita ke Solo, dipikir-pikir abis mau kemana lagi? ke Malang jauh, surabaya takut pulangnya ga dapet tiket. Jogja? tadi sekalaian nanya tiketnya habis semua, hiks.


"Pulo Gadung ver, Pulo Gadung!". Gue serentak angkat kaki dari Rawamangun yang tidak memberikan gue harapan!, Cinta gue ditolak untuk keduakalinya oleh terminal ini.


Mobil seudah terparkir sempurna di pelataran terminal Pulo gadung, tapi kecemasan menghantui. Siapa sih yang ga tau cerita serem di terminal ini, seantero kota juga tau, kalo terminal ini adalah salah terminal yang paling tidak di rekomendasi oleh seluruh rakyat Indonesia!. Calo, preman semua bersatu pada bantu membantu disini, laksana ayam yang akan diburu serigala, kami melepas jam tangan, handphone dan dompet, semua itu kami tinggal di mobil, hanya menggunakan celana pendek, sendal dan membawa uang yang cukup untuk beli tiket, bismillah kami menghentakan kaki masuk ke sana.


"Aneh banget ver! Kok kita ga ditarik-tarik? emang tampang kita gembel apa? berasa diacuhin seakan pasti ni orang ga punya duit hahahaha" Aneh, jelas aneh, biasanya gue kalo ke pulo gadung selalu aja dikerubutin calo, tapi hari ini engga!, pertandakah?


Langsung menuju loket kembali tapi engga berani nanya, soalnya nama po yang kita incer ga ada penjaga loketnya!! padahal bisnya ada lho. Berbekal info akhirnya kami langsung menuju ke bis, dan ternyata jual tiketnya langsung kaya bis bandara. Tanya-tanya, lihat analisis tahukah anda? Tiketnya habiiiis!, dan yang tersisa hanya bis VIP!. Gue sendiri udah pasrah, capek dan berasa keracunan timbal hasil pembuangan bis, kepala panas, pusing dan mulai batuk-batu, ya jelas aja orang dari tadi juga dibelakang rektumnya bus!.


Bingung akhirnya gue ngobrol sama mas-mas dari nusantara dan embak penjual tiketnya, si verdy? dia terlihat miris dan ragu hahaha, ya ialah kursinya sempit banget buat badan dia. Akhirnya kami kabur dari Pulo Gadung dan beralih ke Garasi Raya, bus tercinta kami.


Begitu sampai didepan garasi Raya kami pun ragu , masa ini lagi ya? aduh sering banget ini *galau*, lewat Malino, nambah galau, liat Gunung Mulia, ahaaa! ayo deh ke Rawamangun buat beli tiketnya, dan akhirnya kami kembali ke Rawamangun.


Alasan kenapa kami lebih memilih Gunung Mulia adalah alasan gue pribadi, pertama gue mau nostalgia, karena dulu bokas sering pake bus ini kalo mau mudik ke Solo berdua sama gue *bacaulang = Berdua*, dan lagi Gunung Mulia sama kaya raya cuma 6 baris dan bisnya kalo untung bisa dapet Legacy Laksana terbaru.


Langsung berlari menuju loket GM, tebak apa yang terjadi? yapp.. Tiketnya ludess dess desss !! Mau pingsan gue kecapean, kenapa sih orang-orang pada pergi disaat gue mau touring? "kenapa hoooy?"


Di saat gue kecapean, cerita ini pun bersambung...

1 komentar:

  1. ini nih yang gw tunggu,report dari kegilaan gw sama lu kalau udah galau..wkwkwkwkwk
    d tunggu kelanjutannya mennnn..
    ^^

    BalasHapus

Gimana tanggapan mu ?, Kasih tau dan komen disini yaa :D

Baca doang ga kasih komen ? Ga gaul cuy !