Minggu, 13 Maret 2011

Jalan-jalan asik sambil mengenang Jakarta

Bagi para masyarakat jakarta mungkin sudah tidak asing dengan yang namanya Monas, kota tua dan segenap tempat bersejarah lainnya, tapi ada lho orang jakarta yang belum pernah ke sana dengan berbagai alasan ! Alasan yang paling sering saya temui adalah " ngapain sih ke sana ? orang enggak ada apa-apa, pasti ngebosenin !! " Wow! Berwisata enggak harus sama kaya di dufan kan ? :)

Disini saya mau share jalan-jalan saya bersama teman kampus kemarin.

Hari Rabu, tanggal 2 maret kemarin, setelah selesai ujian modul, kami bernostalgia mengingat masa tour TK dan SD kami yang lucu dan kocak. Perjalanan tur anak TK dan SD sendiri pun tidak jauh dari sekitar kota jakarta seperti monas, museum-museum, ancol, TMII, ataupun masjid Istiqlal. Sehingga atas dasar itulah kami merencanakan untuk jalan-jalan menyusuri sejarah di kala kecil. 
" gue udah 10 tahun gak kemonas !! gimana ya kabarnya? "
" gue pengen ke puncaknya, nambang emas ! "
" tau nih, gue cuma di pangkalnya doang, engga pernah sampe ke ujung ! "
" emang masih laku ya ? " * -_____-

Begitulah pembicaraan selama perjalanan, padahal kalau di pikir-pikir setiap hari kita selalu melewati monas ! kalau ke kampus untuk kuliah, ke Thamrin kalau ada urusan, atau ke senayan kalau mau olahraga pasti aja lewat situ. Kata E.S Ito sang penulis novel sejarah " Rahasia Meede " "monas itu adalah, dia yang ada tapi tiada, dia yang berdiri tegak tapi tak terlihat " mungkin ada benarnya juga ya ? :(  

Menempuh perjalanan sekitar lima belas menit dari kampus, tiba di parkir utama monumen nasional ini. Pikiran saya sendiri langsung terbang begitu saja mengingat masa-masa kecil pertama kali saya ke tempat ini yang ternyata sudah jauh berubah ya !. Dimulai dari pintu masuk melalui lorong bawah tanah, pagar, relief dan ada bintangnya ( Rusa), hanya saja sayang sekali kami tidak bisa naik ke puncak karena lift nya sedang rusak.

Bermain atau berkunjung ke monas bisa mengobati rasa haus akan sejarah, karena tepat di bawah monas ada diorama - diorama tentang kejadian bersejarah Pra atau paska kemerdekaan Indonesia. Tempat ini cukup terawat dan lagi anda dapat menemukan banyak anak SMA, SMP, SD bahkan mahasiswa yang berkunjung jadi bisa sambil lirik-lirik tho? . :D


Setelah puas jeprat jepret sana sini, kami segera pergi menuju Museum Nasional atau yang sering disebut dengan museum gajah.




Museum Gajah sendiri sangat unik dan menarik, karena di sini terdapat banyak alat, atau pun peninggalan kebudayaan masa lampau dari nusantara berikut perinciannya. Dengan banyaknya jumlah benda peninggalan yang  konon mencapai lebih dari 100.000 peninggalan  ini, tentu akan sangat cukup menambah pengetahuan anda dan melempar anda untuk kembali membayangkan keindahan masa lalu. Saya sendiri sangat menyukai arsitektur dari gedung ini, arsitektur bergaya eropa ini sangat eksotik dan megah, gaya dan bentuknya pun mirip dengan museum di film-film dan museum-museum luar negeri.


Berhasil mengelilingi museum ini hingga pegal-pegal saking luasnya, tidak membuat kami mengurung kan niat untuk pergi ke Kantor Gubernur Balai Kota atau Museum Fatahillah dan Museum Wayang yang terletak di pusat kota jakarta zaman dulu atau yang sering disebut dengan Kota Tua


Bingung karena tiba di sana lebih dari jam tiga sore atau waktu tutup museum, akhirnya kami hanya duduk saja di salah satu meriah di depan gedung ini. Pelataran museum sore hari ternyata sangat ramai, ada yang latihan parkour, bersepeda onthel, atau bahkan sekedar duduk melamun seperti kami.


Saya sendiri menyelami masa lalu membayangkan seperti apa keadaan gedung ini di masa lampau khususnya ketika Jan Pieterzoon Coen berkuasa dan membangun gedung ini serta  berimajinasi membayangkan ribuan orang yang mati karena hukuman gantung di depan  pelataran gedung terhadap orang-orang yang melanggar. Wajar saja jika museum ini dibilang angker, karena di masa lalu gedung ini adalah momok mengerikan para pemberontak, tempat mereka disiksa merenggang nyawa, hiiiii.


Sudah merasa puas di Kota Tua, akhirnya kami pergi dengan tujuan makan malam nasi goreng kambing kebon sirih, namun di perjalanan tujuan berubah menjadi ke Muara Angke, tepatnya kampung nelayan pelelangan ikan Muara Angke.


Sebelumnya bicara tentang muara angke, tempat ini memiliki sejarah berdarah yang sangat kelam. Sebut saja pembantaian terhadap pasukan Banten ketika menyerang Batavia atau pembantaian puluhan ribu etnis tionghoa di kali angke dizaman VOC yang sangat mengerikan. Jika kaum tionghoa ini terlihat, mereka langsung dibunuh, rumah-rumah mereka dibakar oleh kumpeni VOC, barang-barang berharga disita, dan anak-anak gadis diperkosa. Pembantaian tindakan penekanan terhadap ras tionghoa  yang terjadi pada tahun 1740 ini mungkin sudah dilupakan oleh banyak orang tidak terkecuali orang tionghoa itu sendiri.


Oke, kembali ke masa kini, Muara Angke adalah tempat yang mengasyikkan untuk kongkow, kumpul, dan makan-makan enak murah bersama teman-teman. Kenapa bisa? Ikan dan hasil laut dari seluruh nelayan berkumpul di pelelangan ikan ini, yang tentu saja lebih segar dan murah untuk dibeli bukan?. 
Setelah membeli seafood, kita bisa langsung mengolah hasil laut tersebut di tempat pembakaran ikan yang banyak berjejer di zona arah laut dari pelelangan ikan. Saya sendiri memiliki tempat langganan, yaitu di pak Akhmad, rumah no 4. di tangan pak Akhmad yang asli dari Bone Sulawesi tersebut dua kilo ikan ayam-ayam, dua kilo udang, satu kilo cumi-cumi di racik menjadi makanan yang sangat lezat. Di awali seranjang otak-otak sebagai pembuka, membuat makan malam kami sangat istimewa apalagi setelah lelah dan kelaparan seharian.


sebelum


 sesudah


Jadi siapa yang bilang kalau di jakarta engga ada apa-apa ? dengan menelusuri sejarah, bermain dengan imajinasi, serta pesta makan-makan saya rasa sudah cukup untuk memanjakan otak dan perut anda.






So, tetep asik kan main di jakarta ? ;D  

3 komentar:

  1. emang ga ada salahnya dah jalan2 keliling jakarta,menelusuri tempat2 bersejarah,apalagi udang saos padang sama asem manisnya sebagai penutup di hari itu..beuhhhh..
    wkwkwk

    BalasHapus
  2. Mantap dah ver, yang jelas makan kaya gitu cuman abis 35 ribu ! kalo di resto mah setengah juta juga kurang kali yak :D

    BalasHapus
  3. kalo di resto mah makan segitu banyak d jamin 500 mah lebih ndra..
    hahahah..
    udah makannya kayak orang belom makan berapa hari pada yak..
    kwkwkwkkw...

    BalasHapus

Gimana tanggapan mu ?, Kasih tau dan komen disini yaa :D

Baca doang ga kasih komen ? Ga gaul cuy !