Minggu, 13 Mei 2012

Heading haze


Awan yang bergerak menutupi cahaya
Mengundang selimut kabut putih menghampar luas
Biarlah jari jemariku dingin dan membeku
Karena aku percaya, kau akan datang menghangatkannya


Aku selalu berfikir bahwa bukan aku satu satunya orang yang pernah merasakan indahnya sepi yang memang sangat menyenangkan. Hingga tiba waktunya enam bulan lalu, hal kecil yang membawa perubahan besar pada diriku yang pemurung. 

Sampai saat ini aku belum menyesal telah menggeser pandangan tempat aku berpijak, ada perasaan nyaman yang membuat aku betah disana. Karena enam bulan hanyalah sebuah kumpulan waktu yang sangat sedikit, namun besar untuk membuat aku berubah, menjadikan aku manusia yang kembali menikmati hidup dengan sempurna. 

Sejak aku kecil, aku tak pernah mau memberikan perasaan ku yang berharga ke setiap orang dengan mudah. Perasaan, karena itulah yang paling berharga yang dimiliki manusia. Dari perasaan yang peka, manusia dapat merasakan sakit, malu, takut dan cinta. Anggaplah, itu adalah sepasang mata yang tanpanya, duniaku gelap dan tak bercahaya.

Setiap manusia pernah tidak mengetahui jati diri mereka sendiri, begitupula aku hingga pada awal sekolah menengah pertama setelah berpisah dari orang tuaku untuk menuntut ilmu, ku jadikan diriku seorang yang sangat tertutup, mengunci diri dan membuang pikiranku ke dasar jurang yang gelap. Aku benci keramaian.

Hingga akhirnya karena suatu hal aku semakin terpuruk dan tak berdaya, hanya menangis dalam diam yang semakin membawaku terlena pada waktu yang tetap mengalir dan melindasku, dan tak peduli aku yang tergerus olehnya. Sungguh masa itu sangatlah lama.

Ketidakpercayaan adalah benteng terakhir yang aku punya hingga membentuk diri menjadi pribadi yang beku. Tak peduli dan mengacuhkan segalanya. 

Kematian adalah harapan yang membawa angin segar, berharap menjadikan diriku yang baru. Ada penyesalan yang membuat ku semakin berlarut, aku percaya masa ini akan usai, walau entah kapan.

Cinta dan benci menjadi satu bercampur pula dengan debu, keringat dan darah. Namun walaupun sudah separah itu, aku tak peduli dan semakin menghindar dengan perasaan ku sendiri. Karena dia lah sahabatku, lari dari kenyataan.

Kapur tulis yang bercinta dengan papan hitam menjadi gelas yang berfungsi sebagai tadah keluh kesah hingga pada akhirnya setelah empat belas tahun aku berdiri, aku menyadari untuk apa aku hidup.


Tiba saatnya sekarang aku bertemu engkau, sosok yang mengangkatku dari lembah yang dalam itu. Menolongku, menjadikan aku percaya bahwa sebenarnya aku masih bisa bernafas dengan lega, mengajarkan caraku tersenyum kembali, mengajakku tertawa, melindungiku dari air hujan yang terjatuh dikepalaku, membakarku dengan semangat pantang menyerahmu. 

Hingga akhirnya aku menyadari, bahwa sesungguhnya aku sudah mencintaimu terlalu dalam. Tapi aku tak menyesal, dan aku mau mengambil resikonya, resiko kembali sakit dan ketakutan itu. 

Semua kisah yang susah payah kita kumpulkan satu satu tak akan pernah aku biarkan sia sia, kesempatan yang kau beri akan aku manfaatkan sebaik baiknya, karena hanya senyumanmu sekarang, sumber energi dan kekuatanku berasal.

Happy 6th month anniversary
umurnya memang masih sangat kecil
tapi keindahannya sudah terasa 
bahkan sejak pertama kali dia di tanam
Tak akan ku biarkan dia layu
Kurawat cintamu hingga besar
Hingga aku mati dan menjadi pupuk bagimu :)



Referensi gambar :
http://imamulmuttaqin.files.wordpress.com/2011/10/payung.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gimana tanggapan mu ?, Kasih tau dan komen disini yaa :D

Baca doang ga kasih komen ? Ga gaul cuy !