Minggu, 11 Desember 2011

Truly Confession :)


Pagi ini suram bertiraikan awan gelap
Menjelang siang dia masih tertidur tak bersinar
Meski hanya tertinggal mega dipelupuk cakrawala 
Jejak cahayamu masih tetap indah :)

Hidup memang tak melulu derita ataupun gembira, justru keseimbangan akan keduanyalah yang membuat menarik dan membuat kita lebih bersemangat dalam menjalani hidup yang hanya sebentar. 
Hanya saja ada batasan yang membuat kita mawas diri dengan apa yang Tuhan berikan kepada kita, prinsip bersyukur dan rendah hati. Hal ini pun berikatan dan tak terlepas dari masalah dan problema hati atau bisa dibilang cinta.

Definisi cinta membingungkan dan ada banyak, namun dari sekian banyak pengertiannya banyak yang bertolak belakang sehingga tidak relevan dan kita tidak bisa mengambil satu titik kesimpulan yang jelas untuk memaknai secara harfiah. Tapi semua orang pasti tahu dan paham tentang cinta karena semua orang punya definisi cinta sendiri sendiri. 
Ada kebahagian yang besar ketika kita bersama orang yang kita sayangi dan  berada di sisi kita, baik adik, kakak, orang tua, sahabat ataupun kekasih. Bagaimana takaran cinta dan intensnya, semua orang juga mempunyai nilainya sendiri.

Sebenarnya saya sangat awam dengan hal yang berhubungan dengan ini, sangat jauh berbeda dengan anak seumuran saya yang mungkin pengalamannya seperti Cassanova. Tapi itu tidak penting, karena cinta itu istimewa dia hanya datang ke tempat yang khusus dan dianggap pantas dan teristimewa juga. 
jika cinta yang saya ceritakan ini adalah cinta tentang hubungan seorang anak manusia yang ingin mencoba menjadi sepasang kekasih, maka cinta itu simpel, namun bisa juga menjadi ribet. 

Untuk jatuh cinta memang tidak mudah, namun juga tidak seribet yang kita bayangkan karena tanpa kita sadari lebih dalam kita telah terjatuh kedalamnya. Untuk saya, cinta itu datang dari hal hal yang sepele, yang remeh dan biasanya tidak disadari orang yang bersangkutan dan semua mengalir begitu saja secara cepat dan halus seperti angin.

Faktor cantik, keanggunan atau yang dipadatkan menjadi faktor fisik bagi segelintir orang mungkin penting atau hanya suplemen, namun saya sendiri lebih tertarik dengan faktor psikis. Karena dalam suatu hubungan mental lebih dibutuhkan, untuk mengeluarkan cinta dan kasih sayang pun lebih dibutuhkan mental, menghadapi sahabat dan keluarganya butuh mental, bahkan untuk membuat hubungan ini tetap pada grafik yang lebih tinggi mental yang menentukan. Tapi kalo dua faktor ini digabung mungkin lebih baik :). 

Saya bersyukur saya telah menemukan satu orang yang insya Allah tepat dan sesuai semua yang saya harapkan, bahkan lebih, unpredictable sehingga dapat menggembungkan hati saya lebih besar dari yang saya bayangkan. 
Jatuh cintanya? Sepele ! Bahkan saya sendiri tidak sadar kapan tepatnya saya sudah seperti itu. "Gorengan Case", kegigihan, ketulusan, kebersamaan yang saya rasakan bersama dia bisa jadi adalah faktor faktor besar yang membuat saya terpenjara di terang jiwanya. 

Entah terlalu cepatkah saya mengambil kesimpulan seperti yang selalu dia bilang " Belom tau aja, nanti juga tau :) " saya tetap berkeyakinan dan optimis akan dirinya. Kami memang masih baru satu bulan, yang ibarat lomba marathon masih euforia di 10 meter pertama, namun dengan saling menggenggam tangan semoga saja dapat kita selesaikan hingga garis finish se finish finishnya :).
Dan saya sudah saatnya untuk terbuka, dia biasa dipanggil ipid seorang gadis periang pemberi energi postif yang selalu tersenyum dan paling ga bisa bilang " engga! " kalo di bujuk sesuatu sama temannya buat melakukan tugas ke organisasiannya. :) 

Saya itu orang nya negatif, skeptis tidak peduli, jarang senyum berbeda dengan dia, semoga karena perbedaan mendasar seperti ini, kami menjadi lebih kuat sesuai hukum Coulomb dengan teori gaya tarik menarik molekulnya :D
ya, sekarang saya benar benar jatuh cinta! tapi jatuh cinta itu kebawah, bukan kesamping! :) :) :)


Sabtu, 03 Desember 2011

Rintihan Perih Biola


Lelah dari perjalanan menjenguk ade di Banten membuat hari sabtu saya ini lebih didominasi dengan tidur. Ada banyak rencana sebenarnya, namun semuanya batal karena tidak ada konfirmasi atau saya yang mengajak mereka dadakan. ya, I love Dadakan. Percaya atau tidak sesuatu yang di rancanakan hanya dibangun untuk di batalkan, yang aneh dadakan kebanyakan malah jadi. The Miracle of Dadakan!
 
Saya bukan ingin membahas The Miracle of Dadakan, tapi inget menulis lagi karena saya kembali merasa biru. Yah membosankan, memalukan orang seperti saya menulis perasaan sedih laksana banci yang mudah tersentuh hatinya ( Iya gak sih banci begini? ). Selepas bangun, di dada saya, di hati saya seperti mengingat dan mendengar sesuatu yang membuat saya kembali merasa perih dan tersayat. Rasa ini, perasaan ini, yup itu adalah suara lengkingan biola, biola yang menyayat hati orang orang yang sudah sekarat. 

Sebelum tidur saya memang membahas sedikit masalah saya di facebook tentah sesuatu hal yang bersifat sensitif, hal yang menyentuh emosional saya.

Saya merasa ini menjadi kelemahan terbesar saya, entah kenapa! Bukan salah mu pit !
Yang saya ingat saya dulu adalah orang yang tidak peduli apapun, tidak peduli tangisan, tidah peduli tatap kesedihan bahkan tidak mengenal arti belas kasih, Tertutup hati dan telinga, butakan mata untuk melihat kenyataan.

Namun karena sebuah janji pada seseorang membuat saya harus belajar membuka hati, menilai dan memasukan suatu masalah langsung kedalam hati dan baru di proses melalui otak. " Biarkan nurani yang berbicara ! " Katanya. Hal yang aneh, karena saya selalu berfikir dan melakukan sesuatu tanpa memasukannya ke dalam hati dan mungkin itu yang membuat saya menjadi pribadi yang dingin dan beku. 

Belajar meraba rasakan semua hal membuat saya mulai terbiasakan melihat cahaya dan merasakan kehangatan. Tiada kesedihan karena kita melihat kesedihan orang lain yang lebih parah, tiada yang sebanding dan kesedihan kita bukan apa apa.

Terima Kasih guru, Selamat Jalan! ( boleh nangis gak? )

Namun sekarang berubah, saya malah menjadi seseorang yang sangat sensitif dan merusak filter kebathinan saya, semua langsung tanpa seleksi masuk dan mengeluarkan emosi. Saya akui kontrol saya lemah, dan kejadian "itu" membuat saya buta , rasa sakitnya membuat saya tidak bisa membedakan yang mana benar dan salah. 
Sekarang saya selalu merasa sendiri, sendu kembali. Yah, ini adalah kontraindikasi saya! Saya ingin sekali menjadi seperti Miwako yang tegar dalam keperihannya. Semakin sering dan semakin lama saya mendengar gesekan perih biola ini, semakin membuat saya tak bisa berfikir, seperti ada yang bocor dan mengeluarkan banyak darah, seperti ada luka yang membuat sakit dan seperti ada ikatan yang membuat mu sesak.

Klik lagu ini dan  dengarkan, dialah yang membuat saya kembali seperti ini, coba kau nikmati dan silahkan selami kegelapanmu !

Jumat, 02 Desember 2011

Jangan lupa bahagia !



Believe in yourself! Have faith in your abilities! Without a humble but reasonable confidence in your own powers you cannot be successful or happy
Dr.Norman Vincent Peale (1898 - 1993)

Bahagia? Bahagia ya..
Yap semua orang harus bahagia, semua orang akan bahagia dan semua orang akan mengejar kebahagiannya sendiri. 

Sangat basi jika saya berucap kebahagiaan bukanlah dinilai dari uang! Bahkan terlampau membusuk jika saya berkata kebahagiaan tidak bisa di beli dengan harta, darah ataupun nyawa orang lain. Hanya saja saya sedikit setuju jika kebahagiaan mungkin bisa ditebus dengan darah, daging, mata atau nyawa dirimu sendiri, atau dengan bahasa non skeptis  yang lebih halus adalah anda berusaha dengan keras, banting tulang peras keringatmu sendiri tentu saja untuk kebahagiaanmu. 


Hidup yang laksana stepa para candi tanpa batas, membuat kita selalu memiliki level dan target kebahagiaan yang selalu meningkat sampai kita mati. Itu hal yang wajar bahkan sesuatu yang lumrah, hidup tidak akan asik jika kita langsung mati ketika kita mendapat satu kebahagiaan kecil! 


Tentu karena hidup terdiri dari variasi berbagai macam warna biru kesedihan, merah amarah, hijau kedamaian, dan hitam yang sendu membuat hidup kita lebih berarti.


Pernahkan engkau merasakan hidup mu begitu membosankan? setiap detik dan menit terasa sama? atau mungkin tidak ada pengaruhnya bagimu? kau merasa hidup mu ini adalah mimpi dan bukan kenyataan?  Jika itu adalah anda, maka ada baiknya anda sedikit berjalan jalan ke Tangerang, khususnya Rumah Sakit Shintanala, surga para penghuni Lepra yang terlupakan dan terbuang.

Lihat, rasakan dan bayangkan! Imajinasikan dan refleksikan penderitaannya pada diri anda, beri bayangan yang jelas bahwa anda lumpuh, bakteri tersebut menggerogoti kecantikan dan ketampanan yang anda banggakan,  anda teramputasi dan tidak memiliki apa apalagi (baca : lengan dan kaki ), beri warna yang jelas! dan bayangkan apa yang akan anda lakukan jika itu menimpa diri anda sendiri? Masihkan anda merasa hidup itu sia sia dan menjenuhkan? 



Bagi saya itu lebih dari cukup lho..


Tapi ada yang mungkin masih berfikir, " aaah! apaan sih? so what! "


Yup, yup mungkin resep saya patut anda praktekan, anda cukup membawa walkman atau i-phone, i-pod ataupun alat pemutar musik lainnya tentu saja berisi lagu kesayangan anda.


Nah langkah pertama, carilah sebuah stasiun kereta api yang cukup sepi, syukur syukur ada stasiun lama tak terpakai seperti yang ada di desa saya. Kemudian langkah selanjutnya duduklah di peronnya (baca: duduk di peron sambil ayun-ayunkan kaki mu), next mainkan musik dan kencangkan volumenya, dengarkan dia sepenuh hati melalui headset kesayanganmu. Tunggu sampai kereta lewat !. (Usahakan hindari kereta itu dalam jarak kurang dari 30 detik.)


Kecelakaan, sekarat, koma, selamat dari maut, bertemu sahabatmu yang sudah meninggal itu sudah lebih dari cukup untuk membuat kita berfikir dan sadar, betapa mahalnya, betapa tergantungnya dan betapa berharganya setiap nafas yang diberikan ketika kita masih dalam keadaan syok setelah menghadapi itu semua, sehingga ketika nafas kembali teratur dan dapat kembali normal, anda dapat merasakan kelegaan dan kebahagiaan karena anda sungguh sungguh telah merasa aman, terhindar dari bencana dan akan senantiasa bersyukur.

Bagaimana? Anda takut mati ? Apa takut bahagia? Try my way :D
Baca doang ga kasih komen ? Ga gaul cuy !