Minggu, 18 Maret 2012

Segudang ceria dari sahabat :)


I remember all the laughter we shared, all the wishes we made
Upon the roof at down... -Mocca-

Merasakan nikmatnya semilir angin timur yang hangat membawa nyanyian riang penuh damai dan kebahagiaan. 
Bersama menerjang arus waktu dengan dayung kepercayaan, menahan dinginnya kekhawatiran dan takutnya malam sunyi. 
Bersedih ketika semuanya hilang dan tertawa begitu dia kembali, memilin kisah yang beragam menguras emosi,
disana... ketika perasaan dan cinta bergabung menjadi satu dalam sebuah kata agung 
Persahabatan ...

Semua berawal di hutan lindung sebuang kampung adat yang masih sangat terjaga keasriannya, perjalanan panjang melelahkan setelah mendaki dan berjalan kaki berdua saja bersama sahabat saya Nandang Wiga selama kurang lebih 3 jam, ya di kampung baduy kanekes, Banten Selatan.

Membaca dan memperhatikan status teman saya yang bernama Fitri Nur Laeli tentang kegalauannya bosan menghabiskan waktu liburan dirumah, saya bertanya dan akhirnya membujuknya mengapa tidak keluar dan melihat dunia yang luar biasa indah dibandingkan dinding kamarnya yang polos ? sedikit terbujuk akhirnya mulai detik itu pulalah ia resmi menjadi ibu humas kami. 

Sedikit demi sedikit akhirnya terkumpul teman teman kampus yang mungkin sebagian mereka tidak familiar di pikiran saya, ada Antonius Verdy, Siswanto.h.azwar, Eva Nathalia, Winda Setyowulan, Vanda Sativa, dan Ruri Eka Putri. Merekalah orang orang yang telah tersesat dan terjerumus di perkumpulan ini, sekaligus menjadi rekan perjalan pertama saya di kampus. Semoga mereka asik asik :)

Meski lelah setelah berpetualang di ranah baduy, tidak menyurutkan rasa antusias saya untuk menghabiskan liburan dadakan bersama mereka ke sebuah kota kecil tempat kenangan saya pertama kali berlibur bersama sahabat sahabat SMA saya tercinta, tanah pasundan Ciwidey yang eksotis.

Dengan persiapan yang seadanya, menggunakan mobil ayah ipid melajulah kami dengan iringan perasaan canggung, malu, takut namun dibalut dengan perasaan yang riang. Kami tak tahu bahwa inilah awal dari segalanya ...

Bermain di asamnya kabut biru merangsang dan menggelitik keceriaan kami, berfoto, bercanda, dan saling melempar tawa cukup membuat saya nyaman dan merasa hangat. Kesan pertama, mereka semua asik diajak main sih, tapi kok masih jaim jaim gini ya. Jadi malu mau ngapa ngapain. 

Saya tak tahu saya tertipu mentah mentah oleh kamuflase mereka yang cerdik !

Kegilaan mereka dapat saya lihat ketika perjalanan kedua kami ke syurganya pantai selatan, Sawarna. Anggota kami memang berkurang dengan tidak datangnya Ruri Eka Putri yang tidak diizinkan orang tuanya, dan Vanda Sativa yang lebih memilih jalan bersama gebetannya tercinta ketimbang kami -__- *upss! sori keceplosan nda :D*,namun kami memiliki anggota atau teman perjalanan baru, yaitu Fines Ademukhlis.

Liburan kali ini menggunakan waktu lebih lama, yaitu dua hari karena perjalanan yang panjang dan tempat wisata yang banyak. perjalanan ini berasa lebih seru dan berwarna karena indahnya alam yang membuat kami takjub diluar yang kami bayangkan. Bermain air dan pasir di pantai pelabuhan ratu pagi pagi buta, main kartu yang kalah makan ikan bakar dan dicoret mukanya pake lotion yang panas ( gue korban tersering !! -__-" ) , juga kegilaan berfoto dengan 10 foto sekaligus sekali take, tersasar di tengah hutan dan berharap cepat sampai rumah, membuat kenangan dan kisahnya lebih seru dan menegangkan dibanding sebelumnya.

Semakin jauh ternyata ikatan pertemanan kami semakin kuat, dan hampir berevolusi menjadi tali persahabatan yang unik, semuanya setelah perjalan ketiga kami. Perjalanan liburan semester yang juga katanya digembor gemborkan sebagai perjalan terakhir kami.

"Di Maja Semar" adalah perjalanan yang lumayan jauh, menggunakan kekuatan Xenitravego kesayangan menuju kota Magelang yang indah, perjalanan ini lebih menarik tentu karena ada orang istimewa yang ikut :). Kali ini Fines, Rei dan Vanda berhalangan ikut, namun ternyata tetap ada teman baru yang bergabung bersama kami, perkenalkan dia adalah Fathiya maulida atau Fida. 

Semakin jauh perjalanan tentu saja levelnya semakin tinggi, kali ini kami menghabiskan waktu 5 hari menulusuri ramahnya masyarakat Magelang, Yogyakarta, Wonosobo, Solo dan Semarang.

Perjalanan kali ini memang lebih gokil dan seru, karena sepanjang perjalanan tak henti hentinya kami kertawa, semua karena tuan putri yang diam dikelas mendadak menjadi seorang nenek sihir yang cerewet, gokil , dan lucu dengan semangat dietnya yang menggebu. Namun disatu waktu kami terdiam karena musibah aneh yang menimpa saya ( ah kenapa harus gue sih ? -__-) , dimulai dari HP yang disangka hilang, kunci mobil, sampai dompet yang tertinggal.

Indahnya gunung Sindoro, manisnya bubur magelang, derasnya air hujan di Jogja, caricanya dieng yang lezat, terik gersangnya kota solo, dan batalnya kota semarang menjadi saksi betapa meriahnya warna warni kenangan yang dilukiskan didalam otak kami. 

Semoga kami tidak benar benar berpisah, kembali merajut dan menyulam cerita bersama di perjalanan seru selanjutnya bahkan bila mungkin hingga kami tua dan menjadi sepuh :)

Because you are my bundle of joy ...

(ipid, fida, winda, ephaw, verdy, siwa, indra)


 
( verdy, indra, siwa, ephaw, rei, winda, ipid, vanda )


  
 (ipid, verdy, indra, winda, fines, wanto, ephaw )

Minggu, 11 Maret 2012

Bayangan abu abu cerita



Dentingan lagu jam satu lebih lima puluh dua menit mengalun pelan membisikan kegelisihan dari sepasang anak manusia dalam layar terang. Bicara kesenduan akan cinta terlarang yang terpaksa diikat karena kesalahan masa lalu. 

Seperti Emiliano yang bicara pilu dan tak tersadarkan setelah mengetahui kebenaran sang naskah ceritra bartender yang jenius mengolah kata dengan bumbu bumbu cinta, prisma yang berliku membentuknya menjadi kompleks drama mengasyikan. Buku dan kisah yang mengalir indah namun beracun itu memang patut diperhatikan dan di resapi, namun bukan dijadikan sebuah acuan gaya hidup dalam dunia yang sebentar. 

Ketika jari jari lincah menari berusaha menangkap loncatan kalimat dan sajak bermakna penuh nista yang berselubung kegembiraan semu, ada bayang ketakutan yang tidak dapat di acuhkan di akhir bulannya.

Kisah sepanjang masa yang mengabadikan cerita Cassanova memang tidak banyak, namun satu orang sepertinya dapat membuat lebih dari sepuluh orang terjatuh dalam racun Belladona berkhayal masuk indahnya nirvana dalam neraka. 

Mungkin salah satu obat penahan rasa nyeri yang bersinar laksana mutiara keluar dari balik rahim seorang ibu dapat menentramkan jiwa sementara dalam sebuah akhir cerita.

Yakinlah bahwa itu bukanlah akhir cerita indah .....
Baca doang ga kasih komen ? Ga gaul cuy !